Lupa-Lupa-Lupa

Hallooo.. Semangat pagiiii..

Pagi ini ga kayak pagi biasanya, ada percakapan singkat yang mungkin karena accident (re:bangun kesiangan). Tapi percakapan itu berahir begitu saja, dan aku tak tau harus membahas apa lagi. Kubiarkan saja.
Tulisanku kali ini ga akan membahas tentang prolog diatas 😂😂😂
Tetiba aku teringat tentang sebuah artikel yang pernah aku baca sebelumnya. Tentang lupa. Kebetulan ingatanku tak begitu baik tentang hal-hal yang kecil kecuali hal itu sangat mengesankan dan sangat menyakitkan 😂😂😂
Iya. Dari dulu ampe sekarang penyakit pelupa yang satu itu makin menjadi aja. Hiks. Nambah umur, nambah pikun. 😂😂😂
Aku ingat sekali dulu aku sering lupa dimana buku sekolahku, dimana sepatuku, dimana barang-barang pribadiku, sampai kadang benda yang aku pegang saja aku tanyakan, dimana ya pensilkuuu? OMG.
Nah, kalo dah kayak gitu, kebiasaanku adalah memejamkan mata. Memejamkan mata dan merunut kembali apa yang aku lakukan sebelum ini, sebelum tadi, sampai beberapa hari yang lalu. Aku kesini, kemudian kesana, terus begini dan begitu. Sampai aku mengingat apa yang aku cari. Waktu ujian sekolah aku juga sering make cara yang satu ini. Kalo dah ga inget banget tentang materi yang ada di soal, aku pejamin mata dan coba inget-inget letak catatan atau informasi tentang soal yang ditanyakan.

Ternyataaa, kebiasaan aku itu ada disebuah artikel yang aku baca di salah satu portal berita 🙉🙉🙉
Katanya niiih, malah udah dilakukan survey lho tentang hal ini. Survey ini dilakukan oleh ahli psikolog dari University of Surrey Inggris yang mengadakan percobaan kepada 200 pria dan wanita.
Hasilnyaaa, jeng jeng jeng jeeeeng.. Saat dilontarkan pertanyaan tentang sebuah film yang habis ditonton, sebanyak 71% relawan menjawab pertanyaan secara tepat dengan mata terpejam. Sedangkan 48% relawan yang menjawab dengan mata terbuka justru memberikan jawaban yang kurang tepat. Penelitian ini bahkan telah ditulis kedalam jurnal hukum dan psikologi kriminal di Inggris. Salah satu tulisannya menyatakan bahwa para polisi telah lama menyadari manfaat metode memejamkan mata ini karena mereka bisa mengumpulkan lebih banyak informasi dari saksi mata yang memberikan keterangan dengan mata terpejam selama wawancara berlangsung.
Psikolognya bilang gini nih: Robert Nash mengatakan orang-orang yang memejamkan mata saat berusaha mengingat sesuatu juga bisa mendapat manfaat lainnya, yaitu terbebas dari gangguan sekitar yang bisa memecah konsentrasi. Robert juga percaya bahwa metode sederhana ini juga bermanfaat dalam situasi sehari-hari, misalnya mengingat kembali nomor PIN dan mengingat daftar belanjaan yang harus dibeli. Tak hanya itu saja, penelitian lain juga menunjukkan bahwa menutup mata dapat meningkatkan pelakunya untuk mengingat kembali tanggal persis suatu peristiwa yang dialaminya meskipun telah terjadi bertahun-tahun lamanya.

Wiiii, ternyata eh ternyata. Cara melawan lupa itu sederhana ya.. ☺☺☺
Mau baca artikel lengkapnya??? Sok sok soook
http://m.detik.com/wolipop/read/2015/01/20/072540/2807935/1135/cegah-pikun-di-usia-dini-dengan-memejamkan-mata

~Sekian~

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Persalinan di RS Ananda Purwokerto

Family Trip to Lombok "Pengalaman Trip Bersama Toddler"

Review Hotel Sendok Senggigi Lombok