Catatan Hati Seorang Istri, Ibu, Perempuan (Sejarah Hari Ibu di Indonesia)

Beberapa hari yang lalu saya baru mengetahui sejarah hari Ibu di Indonesia. Rupanya dari salah satu teman bercerita bahwa
"Peringatan Hari Ibu tgl 22 Desember ini hanya berlaku di Indonesia (atas kepres zama Soekarno) untuk mengingat sejarah Kongres Wanita pertama di Indonesia, sedang beberapa negara di Eropa dan Amerika memperingatinya bukan di tanggal tsb. Konteks sejarah hari ibu sebenarnya tentang pergerakan dan kesadaran kaum perempuan di masa kolonial belanda untuk bangkit memperjuangkan kemerdekaan sesuai porsi dan kemampuan kaum perempuan yg dapat mereka kontribusikan. Hari ibu di Indonesia TIDAK SAMA dengan "mother's day" di barat yg konteks-nya kaum wanita sebagai orang tua bagi anak2nya, selain mother's day di barat juga ada father's day... keduanya konteksnya adalah hubungan antara orang tua dengan anak2nya. Sedangkan hari ibu di Indonesia sejarahnya bukan konteks hubungan antara orang tua dan anak2nya... itu pergerakan kaum perempuan untuk melawan penjajah.... menurut penulis kesalahannya terletak pada penyebutan "hari ibu"... ibu yg punya padanan kata lain bunda ataupun sebutan lainnya di berbagai daerah di nusantara membawa pemahaman kita awam kepada konteks hubungan orang tua dan anak... harusnya diganti sebutan "hari ibu" menjadi "hari perempuan". Kesimpulan lainnya, yg menyangka hari ibu mirip mother's day di barat sehingga didukung ataupun sebaliknya ditentang sama2 punya 1 persamaan yakni sama2 menggelikan karena tidak baca sejarah"

Saat itu saya semakin mengerti bahwa perempuan begitu dimuliakan oleh Allah, Rasulullah dan juga para pemimpin negeri ini. Rasulullah SAW bersabda:  “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR Muslim: 3729)

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.” (HR Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam “ash-shahihah”: 285)
Terkadang kita (perempuan) sendiri yang lupa betapa mulianya diri kita. Sebagai seorang mahluk Allah yang tidak sempurna saya pun demikian, menjadi seorang perempuan yang lupa betapa mulianya diri saya waktu masih sendiri, sewaktu berperan menjadi seorang istri dan ibu saya bersyukur banyak teman yang sudah lebih dahulu menjalani peran sebagai istri dan ibu membagi kisah, mendukung dan memberikan banyak ilmu dan masukan, sehingga saya lebih banyak belajar lagi. 
Tidak lelah untuk belajar, berperan sebaik-baiknya menjadi seorang istri dan ibu, dan sebagai perempuan yang saling menghargai perempuan, istri atau ibu lain. Semoga Allah Meridhoi ❤

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Persalinan di RS Ananda Purwokerto

Family Trip to Lombok "Pengalaman Trip Bersama Toddler"

Review Hotel Sendok Senggigi Lombok