Assalamualaikum Kaizan ❤

Assalamualaikum Kaizan Anak Bunda ☺
- Ruang Bersalin RS Ananda Purwokerto, 02.53 Jum'at, 28 Oktober 2016 -
Penantian selama 38 minggu 3 hari atau 9 bulan 17 hari berahir sudah, selamat datang di dunia anak bunda & ayah, Kaizan Aghna Al Arkhan.
Tulisan kali ini khusus bunda persembahkan untuk putraku Kaizan, mungkin suatu hari nanti Kaizan ingin tau bagaimana proses Kaizan lahir di dunia ini. Umumnya untuk calon-calon bunda muda semoga dapat bermanfaat.
Tanda-tanda cinta menyapa ayah dan bundanya muncul Kamis dini hari, keluar setetes darah. Menurut orang jawa jaman dahulu proses kelahiran Kaizan disebut "Ngangkat Kidang" yang mana menurut orang jaman dulu prosesnya akan memakan waktu yang relatif lama sampai berhari hari dan merasakan sakit yang hmmm "gurih" katanya. Tapi alhamdulillah semua itu hanya berdasarkan subyektivitas pengalaman pribadi beberapa orang jaman dulu saja. Alhamdulillah proses lahiran yang saya alami memakan waktu mulai 21.30-02.53 di ruang bersalin. Kurang lebih 5,5 jam.
Darah semakin intens keluar di pagi hari, tanpa kontraksi atau rasa sakit di pinggang dan perut seperti yang diceritakan banyak orang. Saat akan melahirkan kita akan merasakan kontraksi, rasanya seperti sakit pinggang dan kram perut saat kedatangan tamu bulanan.
Pagi hari saya masih sempat jalan pagi sekitar 30-40 menit. Pukul 09.00 asisten bidan datang ke rumah untuk mengecek apakah saya sudah mulai pembukaan atau belum. Pembukaan untuk melahirkan secara normal adalah pembukaan lengkap 10. Saat itu ternyata saya belum pembukaan, namun darah sudah semakin banyak seperti orang mens. Pukul 10.00 pagi saya masih sempat tidur sampai dzuhur. Karena saya pikir, jika memang saya harus melahirkan malam ini, setidaknya saya sudah menyimpan energi, karena semalaman saya tidak bisa tidur. Siang hari akhirnya saya observasi ke IGD Rs. Ananda Purwokerto tempat saya bersalin nanti, ternyata saat itu saya sudah mulai pembukaan satu. Karena masih pembukaan satu, bidan menawarkan apakah langsung rawat inap atau pulang terlebih dahulu. Saya memutuskan untuk pulang dulu. Selama di rumah saya terus berjalan jalan dan berdzikir. Saya benar-benar takut mati saat melahirkan nanti. Bukan takut sakitnya saat melahirkan.
Setelah menunaikan shalat maghrib saya mulai merasakan kontraksi yang mulai rutin. Mulai sakit pinggang dan perut yang mulai kencang2. Saat itu saya tetap shalat seperti biasa, bersuci sebelum shalat dan menggunakan pembalut. Saya merasa memiliki kekuatan dan merasakan ketenangan saat shalat. Sehabis shalat isya saya kembali ke rumah sakit. Sampai di IGD saya diobservasi sudah pembukaan tiga menuju empat. Langsung saya mengurus segala keperluan bersalin dan rawat inap dibantu kakak sepupu dan ibu mertua saya. Saat itu ayah Kaizan sedang bersiap untuk pulang esok hari, karena tiket pesawat pada hari itu habis.
Masuk ke ruang bersalin pukul 21.30. Waktu terasa begitu lambat. Saya terus tidur dengan posisi miring kiri agar kepala janin segera turun dan pembukaan bertambah. Mulai saat itu, saya baru merasakan, begini toh rasanya kontraksi. Saya terus berdoa, sepupu dan ibu mertua juga tak henti hentinya berdoa. Pembukaan terasa begitu lambat bertambah bagi saya yang sedang merasakan nikmatnya kontraksi. Pembukaan stagnan di 7 dan 8 saat itu. Saya sudah mulai pucat pasi. Saya terus berteriak karena rasa panas di pinggang yang luar biasa. Kontraksi sudah mulai per sekian detik. Saat kontraksi muncul saya hanya bisa mengerang. Saat itu rasanya saya sudah ingin menyerah, saya terus meminta untuk cesar saja. Namun bidan dan dokter yang menangani saya di rumah sakit Ananda benar benar mendukung untuk normal. "Ibu ayo semangat, Ibu pasti kuat, ibu sudah pintar, sudah bagus lho kontraksinya, sebentar lagi bu" (padahal saya tau pembukaan masih belum bertambah dari angka 8). Untuk pengalaman proses melahirkan di RS. Ananada Purwokerto akan saya review di tulisan berikutnya ya.
Saat itu kira-kira pukul 01.30 dini hari. Saya merasakan air yang begitu hangat pecah dan mengalir deras. Ternyata saat itu pembukaan telah lengkap dan ketuban saya baru saja dipecahkan oleh bidan. Karena saya sudah pucat pasi, dan dokter takut saya kehabisan energi untuk mengejan, akhirnya saya dipasang infus untuk menambah kekuatan. Infus per sekian menit langsung habis. Saat itu saya tetap pada posisi miring karena kepala Kaizan masih lumayan tinggi dari jalan lahir. Sampai saya mulai mengejan saya tetap di posisi miring. Kemudian dokter meminta saya mulai berbaring dan membuka lebar kedua kaki. Empat bidan membantu mendorong Kaizan dari perut atas saya saat saya mengejan. Tiga kali mengejan, saya sudah melihat kepala Kaizan dipegang oleh dokter dan badannya mulai keluar. Tangisnya menenangkan. Saya diminta berhenti untuk mengejan dan teriak "hah" dan plasenta sebesar kepala bayi pun keluar. Rasanya ada yang hilang dari dalam perut saya. Kaizan langsung dibersihkan dan diberi identitas. Kemudian kami melakukan skin to skin dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sekitar 1 jam. Saat IMD saya sambil dijahit. Saat itu saya bertanya berapa jahitan yang saya dapat, dokter hanya tersenyum dan berkata "saya bikin satu jaitan aja tapi panjang ya". Saya pasrah dan berkonsentrasi dengan proses IMD. Merasakan mulut Kaizan yang belajar mencari ASInya, saya membacakan surat surat pendek dan shalawat nariyah, aktivitas favorit kami menjelang tidur selama Kaizan di dalam rahim. Tak lupa adzan dan iqomah dikumandangkan di telinga kanan dan kiri Kaizan, saat itu dilakukan oleh suami kakak sepupu saya.
Melahirkan tanpa hadirnya seorang ayah dari anak kita memang fase terberat dan terpahit yang harus diterima dengan ikhlas dan lapang dada. Apalagi suami atau ayah dari anak kita sedang berjuang beribadah memenuhi amanah dan tanggung jawabnya sebagai seorang imam dalam keluarga. Tak ada satupun ayah yang tak ingin menyaksikan lahirnya buah hati mereka. Namun apa daya. 😂
Akhir kata, semangat berjuang calon bunda bunda sholihah. Yakinlah bahwa kita kuat dan mampu dengan izin dan ridho dari Allah. Semoga lancar dan selamat persalinan nya. Tips melahirkan normal ala bunda hana akan segera di tulis pada postingan selanjutnya ya bunda ☺

-Salam Bunda Hana, Bunda dari Anakku Tercinta Kaizan Aghna Al Arkhan-

Comments

  1. Hanaaaa selamat yaaa. Alhamdulillah sudah menjadi wanita seutuhnya. Aku baca blog kamu bener2 terenyuh banget sampe airmata netes. Begitu perjuangannya menjadi seorang ibu. Sekali lagi selamat hanaaaa, semoga sehat selalu buat baby dan bundanya ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih vicaaa. Alhamdulillah ☺☺☺ Aamiin atas doanya vicaa.. 😘😘😘

      Delete
  2. Hannaaaa, partner hamilku <3 Alhamdulillah kita diberi kesempatan merasakan nikmatnya melahirkan. Sekarang kita sama sama semangaaaaat kasih ASI dan taking care our beloved son yaaa. Kalau ada ilmu2 parenting yang yahud bolee kita salling sharing yaaa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo nisaaaa, inspirasikuu 😘 alhamdulillah nikmat banget niis.. Hihihi
      Iya saling support ya niis.. 🙆 never ending learning buat ilmu2 parenting niiis, mari kita samasama belajaar dan berbagi.. Hihi 😘

      Delete
  3. mohon maaf mb..tdi mb cerita pas IMD baca surat2 pendek..bukankah mb sudah posisi berhadats mb??(wiladah & nifas)..kan haram baca2 ayat Al-Quran?? skedar mngingtkan saja...selamat atas kelahiran putranya..semoga mnjd anak yg sholih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba, menurut yg pernah saya baca, ketika berhadats kita tetap boleh melafalkan ayat2 Al-Qur'an, yg tidak boleh adalah memegang mushaf. Ini menurut tafsir para ulama.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman Persalinan di RS Ananda Purwokerto

Family Trip to Lombok "Pengalaman Trip Bersama Toddler"

Review Hotel Sendok Senggigi Lombok